Melangkah pelan menelusuri fakta melalui rekayasa tanpa ilmunya
Disitu saya justru patah tak terarah
Mengetahui yang akhirnya melemas menuju suatu pemahaman
Apakah ini senja kita?
Sangat mungkin iya, karena degup bahagia yang aku lihat hanya penghias jalan
Yang kini justru memudar … melepas … saat melihat jelas merekahnya kata – kata mereka
Begitu manis, hangat, dan mungkin akan melekat pada senjanya.
Sandaran tumbang terbawa ombak masa dan tertiup aroma ceritanya
Laju ini semua tak akan mungkin aku bendung sendiri
Kehendak buah cintamu adalah kehendak buah batinmu pula
Istilah kata hatimu telah tergadaikan dengan status duniawimu
Memang begitu kusut dalam pikiran dan perasaan
Aku kira sanggup bertahan melawan dimensi, tetapi kini tirai kesangsian menutupi intuisi dan kesan ditiap pertemuan
Selalu terucap tak perlu dipikir terlalu dalam, mungkin serupa pemahaman hatinya yang dangkal akan semua ini
Lalu untuk apa dipaksakan untuk berjodoh dalam cerita – ceritaku
Dimana mentariku yang kemarin begitu indah dan hangat memeluk dalam kebekuan dan keegoisan
Ya sudah … kurasa hidup dengan ranumnya buah yang harus segera kau petik sudah lebih dari cukup … pantas … dan istimewa untukmu
Ku titpkan padaMu atas segala keindahan yang pernah berlabu dalam deru samudraku