Hakikat jalanmu

Masa tidak akan bisa dibodohi oleh strategi apapun.
Bau apapun nanti akan tercium jika tudung telah dibuka.
Dan manusia hanya bisa tertegun … hidup serasa mimpi …
namun mimpi bagai hidup yang nyata.
Penuh ketidaktepatan

Hanya standar – standar dunia yang menjadi acuan.
Menjadilah hamba sahaya bagi nafsu duniawinya masing – masing.
Menjadi malulah tak tekira saat menengok langkahnya yang lalu.

Merasa hidup tapi tidak berdegup merdu jantungmu.
Merasa mampu tetapi nyatanya serasa lemas syaraf – syarafmu
Kenapa ….
Karena terlalu banyak topeng diwajahmu, demi menyenangkan para kekasihmu

Besok harapkanlah mentari membawa sinar penuh berkah.
Menyinari pikiran dan perasaanmu yang berjiwa duniawi
namun seolah – olah bersampul rapi dengan religi.

Pemahaman individu

Caraku untuk menghadapMu memang masih jauh dari kata tidak pantas Wahai Pemilik Jagad Raya…

Aku berjalan belum selaras pada nada yang kau perintahkan.

Namun hanya Engkaulah yang paham bagaimana aku sejatinya.

Bahkan tentang amanah-amanah yang Kau titipkan bukanlah terasa beban bagiku tapi justru jembatan penghubung rasaku padaMu.

Aku bukanlah pemikiran mereka….

Bahkan amanah-amanah dariMu itupun ternyata tak sejatinya mengenal aku.

Tidak perlu jauh menjelaskan karena alam nanti akan berbisik pada jiwa-jiwa yang ingin mengerti tentang hal itu.

Hingga membawa pada pemahaman diri bahwa hubungan yang lebih-lebih berharga adalah hanya padaMu.

Yang lain dariMu hanya sebatas kisah yang akan kutinggal di dunia ini.

Alhamdulillah….

GETARAN RASA DI AWAL RAMADHAN

Malam ini aku merasa sesuatu yang berbeda, dari sebelumnya.

Malam ini jantung detaknya berirama merdu.

Seperti akan bertemu sang kekasih yang dirindu.

Belum pernah seistimewa ini sebelumnya.

Bahkan aku tak tahu apa alasannya.

Apa ini manisnya ujian demi ujian yang tertoreh dirasa.

Sehingga lebih cakap memilih mana yg biasa dan mana yang istimewa.

Mana keindahan yang sebenarnya dan mana yang pura – pura saja.

Segala inginku terkait cerita-cerita ramadhanku ditahun-tahun lalu, kini harus aku musnahkan.

Karena DIA telah memilihkan yang terindah untukku.

Yang bukan hak ku biar dijauhkan dariku.

Jika memang suratan takdirku maka akan kembali ke rel perjalanan fana ku juga.

Semakin yakin jiwaki padaMu terasa semakin tak ada kesediham dalam hidupku.

LEMPAR SAJA SEKARANG

Saat bara api kembali menyurut, karena janji-janji.

Ribuan maaf dan permohonan-permohonan itu tak bernilai dimata.

Ingin menjadi segumpal batu pada perut bumi.

Saat setiap detak yang ditinggikan menginjak-injak jantung, maka akan aku lempar sukma ke samudra.

Saat yang benar-benar dihormati adalah kosong.

Saat yang disayangi sekejap menjadi pura – pura bodoh.

Maka akan terlempar segala rasa pada langit menuju pemilik sejatinya rasa.

Sampai batas waktunya nanti  akan paham, bahwa kokohnya karang dapat terkikis.

Waktu tak mungkin lagi terulang.

Dan sudah tiada lagi pribadi yang seperti detik ini.

Itulah jawaban dalam setiap perangai hitam yg kalian rawat berlipat-lipat masa.

Semua perkara itu ada batasnya termasuk rasa.

Kuburlah berlahan dalam ambisi-ambisi dunia yang kau kejar.

Sepertinya sekarang waktunya, karena kewajiban ini hanya menjaga melalui getaran masa depan.

Bukan memberikan kebahagiaan yang memabukkan syaraf duniawinya, hingga tak melihat kilau ketulusan.

TIDAK ADA YANG PANTAS LAGI DIPERTANYAKAN

Apa lagi yang akan aku minta …

Apa lagi yang akan aku cari …

Tuhan begitu amat sayang padaku hingga semua begitu jelas pada titik jumat berkah itu.

Semua telah terlepas dari belenggu ketidaktahuan selama ini.

Logika dan batin mendamai seketika mendengar setiap kata darinya

Terima kasih Tuhan atas kepekaan yang kau sederkan dalam mimpi ini.

Tidak ada pelak yang terukir selama ini, semua hanya ketidakjelasan didalam keributan cerita hidup masing – masing.

Semua ini akan berjalan sesuai mauMu saja Tuhan … aku percaya ….

Kutitip untuk selalu berkahi jalannya.

Helai – helai kepasrahan yang iklas dan santun merapuhkan hatiku saat tertutur.

Aku merasakan getaran atas residu kisah yang telah dilewatinya

Ku harap amanah ini menjadikanku semakin bertanggung jawab dan luas pemahanan akan cerita.

Sumilir angin yang nantinya akan selalu membisikkan padanya dimanapun berada.

Semua ini adalah kesucian sayang yang tertabur dalam takdir.

Ini adalah awal keindahan yang akan mengepung kehidupan masing – masing.

Allahuakabar …